Rabu, 30 Maret 2011

Kompi BDS - Siap Kapanpun, Semangat Apapun!

Ini secuil gambaran tentang sekumpulan prajurit di Kompi BDS Bali (BDS Bali Company, sebagaimana "E Company" (Easy Company)-nya Band of Brothers. http://en.wikipedia.org/wiki/Band_of_Brothers_(TV_miniseries)). 
Yang buat Kompi BDS begitu hebat adalah kecepatan tanggap prajuritnya dalam situasi darurat di garis depan. Siap kapanpun, apapun misinya! (terutama untuk tim pasukan khususnya) 
Hal lain yang buat Kompi BDS Bali senantiasa disegani adalah semangat juang prajuritnya yang amat tinggi dalam bertugas untuk misi dan operasi apapun (semangat tinggi ini mampu mengimbangi kelemahan ketertinggalan teknologi persenjataan). Bahkan karena tingginya semangat pengabdian di garis depan maka libur pun harus diwajibkan. Prajurit wajib mengambil libur guna mundur dari garis depan dengan harapan selalu update perkembangan terkini di dunia luar, memperkaya berbagai ketrampilan individu melalui bermacam kegiatan, juga tentu saja untuk kesehatan jasmani-rohani-moril juang.

Begitulah prajurit Kompi BDS Bali yang senantiasa setia di garis depan.
Siap kapanpun, semangat apapun!

SIAP!!

Jumat, 25 Maret 2011

ALL YOU NEED IS LOVE...

Melihat dunia hari-hari ini, mungkin Lennon, McCartney, Harrison, Starr akan bernyanyi:


Love, Love, Love.
Love, Love, Love.
Love, Love, Love.

There's nothing you can do that can't be done.
Nothing you can sing that can't be sung.
Nothing you can say but you can learn how to play the game.
It's easy.

Nothing you can make that can't be made.
No one you can save that can't be saved.
Nothing you can do but you can learn how to be you in time.
It's easy.

All you need is love.
All you need is love.
All you need is love, love.
Love is all you need.

All you need is love.
All you need is love.
All you need is love, love.
Love is all you need.

Nothing you can know that isn't known.
Nothing you can see that isn't shown.
Nowhere you can be that isn't where you're meant to be.
It's easy.

All you need is love.
All you need is love.
All you need is love, love.
Love is all you need.

All you need is love (All together, now!)
All you need is love. (Everybody!)
All you need is love, love.
Love is all you need (love is all you need)
(love is all you need) (love is all you need)
(love is all you need) Yesterday (love is all you need)
(love is all you need) (love is all you need)

Yee-hai!
Oh yeah!
love is all you need, love is all you need,love is all you need, love is all you need, oh yeah oh hell yea! love is all you need love is all you need love is all you need.

Rabu, 23 Maret 2011

MENONTON DARI PINGGIR JALAN


Perkenalkan, saya pemuda dari Semarang yang merasa beruntung sekali bisa ‘sejenak’ menetap dan berkarya di Bali.  

Saya tidak punya angan muluk-muluk mengenai Bali. Tidak tahu akan seperti apa Bali. Saya dengan sepeda hanya bisa menonton dari pinggir jalan. Menonton Bali yang bergerak cepat. Menonton pertarungan-pertarungan ide dan modal. Mungkin pula dengan cara mengintip karena gegap gempita pertarungan berlangsung di balik tembok-tembok rapat berpengamanan lapis rangkap. Mungkin begitulah Bali hidup: sepi di satu sisi dan riuh di sisi sebaliknya. Dari situ saya bertanya-tanya mungkin ini harmoni Bali kini. 

Jika saya pulang ke Semarang, disuruh menceritakan arsitektur Bali, mungkin saya hanya bisa menyajikan tembok. Tembok yang membatasi jalan, menyembunyikan keunikan, menjaga tradisi, bahkan mungkin membantu menegakkan seleksi antara yang pantas dan tak pantas masuk. “Maaf, gembel dan rakyat biasa dilarang masuk”. 

Bolehkah jika saya berpendapat jika Bali kini adalah kumpulan egoisme-kapitalistik? Tempat kehidupan sudah menjadi begitu keras? Tempat di mana keramah-tamahan dan senyum menjadi dagangan? Mereka yang punya modal silakan menikmati Bali yang indah, yang pas-pasan boleh mengintip sejenak, yang tidak silakan menyingkir. Apa begitu? Entahlah. 

Saya hanya baru bisa menonton dari pinggir jalan tak bertrotoar. Menonton Bali yang kini berjalan tol agar bisa melaju lebih cepat. 

-Errik Irwan- 




(esai untuk mengikuti workshop 'Dimanakah Batas Bali?')

Senin, 21 Maret 2011

Parakan, Sebuah Kunjungan Singkat.



Jalan-jalan di Parakan adalah sebuah rencana sampingan di hari Minggu 5 Maret 2011. Rencana awal jelas: menjemput kawan yang mengikuti workshop Desa-Kota, belajar dari radio kayu 'Magno', di Temanggung, Jawa Tengah. Tapi jalan-jalan di Parakan menjadi hal yang lebih bermakna hari itu dibanding menjemput si kawan beserta ceritanya.

Kami parkir mobil di Klenteng Parakan, berjalan kaki menuju tempat tujuan sambil menikmati-mencermati suasana kotanya yang sederhana (apa ini kota?). Lengang, tak ramai kendaraan, sejuk, bersahabat buat berjalan kaki. Coretan kreatif membuyarkan formalitas dinding-dinding kaku-beku. Sebuah bangunan 'spontan' pun layak diabadikan kamera.


Menikmati Rumah Bhante (agamawan yang juga administratur dalam agama Budha).
Sebuah bangunan tua terpelihara yang merupakan perpaduan China dan Eropa.
Rumah ini gabungan dari dua rumah saling membelakangi.
Dan akhirnya mengaburkan mana depan mana belakang.
Mungkin tak perlu ada belakang, semua sama-sama depan menghadap jalan.




Mengintip pengolahan tembakau. Tembakau-tembakau 'rusak' yang diolah dan disimpan-dikeringkan hingga bertahun-tahun untuk kemudian digunakan kembali. Industri rumahan sumber kesibukan warga.

Dalam perjalanan kembali ke Klenteng Parakan. 
Detail dari bangunan sederhana yang mengingatkan permainan arsitektur Mangunwijaya. 
Apa benar Mangunwijaya?

Tiba lagi di Klenteng Parakan.
Sayang cuma satu foto tersisa.
Dan sayang lagi tidak mampu menceritakan prosesi upacara.

Memang tak banyak kata-kata yang bisa diceritakan di sini.
Dan tak banyak gambar-gambar yang bisa menceritakan pengalaman kami.
Namun sekiranya teman-teman bisa mengalami sendiri.
Silakan kunjungi Parakan.
Bayu, Rama, Errik, Imelda, dan Krishna (di balik kamera)

Senin, 14 Maret 2011

cafestudiodelapan - Tanah Putih


Ini tentang jendela

dari jendela ini
semoga kau lihat selalu kenyataan..

dari buku-buku ini
semoga kau lihat jendela dunia dan pengetahuan..

dan dari pojok ruang ini..
dari jendela digital ini..
semoga kau saling terhubung dengan pergerakan dunia

di mana pun...
kapanpun...

ini tentang jendela di Tanah Putih
jendela milik kawan-kawan
ruang bersama 


............................