Sabtu, 30 April 2011

Akhir Pekan 23-24 April 2011

Amat jarang punya kesempatan berakhir pekan selain di depan layar monitor di kantor. Namun kerjaan yang menggila membuat hati memaksa diri perlu sedikit penyegaran jiwa. Jadilah Sabtu sore bersepeda solo dengan rencana tujuan Gramedia Mall Galeria, Kuta. 

Bersepeda dari Sanur ke Galeria Kuta makan 40 menit dengan mampir beli Kompas di Circle-K & menikmati Roti Canai serta teh tarik khas Warung Bu Nana.  Perjalanan pulang makan waktu 30 menit dalam kehati-hatian gelap dan lalu lintas malam.  Lalu malam Minggu habis oleh penyendirian membaca buku yang dibeli sambil memantau tv.

Tanpa jeda berlanjut ke Minggu pagi yang indah di pantai Sanur.  Menikmati matahari terbit setelah sebelumnya membeli koran Kompas Minggu lagi-lagi di Circle-K. Pantai Sanur pagi ini ramai seperti Minggu lainnya.
Ada anak-anak kecil yang bersepeda riang. 
Ada mbok-mbok tekun membersihkan sudut-sudut pantai.
Ada nelayan sigap menjala ikan di tepian laut.
Kumpulan keluarga-keluarga ceria.
Ada juga rombongan olah spiritual yang rutin hadir di situ.
Sementara itu sebagian lain pantai sepi rapi, aman dari jamahan non-tamu hotel.

Begitulah suasana manusia yang mengisi alam indah sepanjang perjalanan Pantai Sanur. Sebuah simbol dan peta jalur pelarian bahaya tsunami menarik mata sebelum mengakhiri 'patroli' pantai.

Kemudian itu masuklah Minggu siang yang tenang dalam tidur sebagai ganti energi yang hilang sejak kemarin.
Ahh akhir pekan 23-24 April yang langka ......

Teh tarik pake es di Sabtu sore.
Tak banyak berita menggembirakan.

Mentari Minggu pagi.
Senyum tanpa beban.
Pengabdian tugas.
Mencari ikan.
Pantai Sanur yang ramai.
Laku olah spritual menyeimbangkan jiwa raga dan alam.
Tanpa jamahan non-tamu.
Tahu ke mana harus berlari jika ada tsunami.

Kamis, 28 April 2011

Car Free Deh

Ketika isu 'green' berkolaborasi dengan kemajuan teknologi informasi, sedikit ditambah bumbu 'ababil' (abege 'anak baru gede' labil) cap 'OKB' (Orang Kaya Baru), hasilnya adalah rasa perpaduan hidup yang indah...... 

Sebuah tren 'fashion' masyarakat serba kini.

Ide didapat selama workshop arsitektur 'Dimanakah Batas Bali?' 2 April 2011. Entah sampai dimanakah kelanjutannya.

Minggu, 24 April 2011

Selamat Paskah 2011!

Sebuah gereja super-agung akan kedatangan tamu maha istimewa, Yesus, saat Paskah ini. Umat, tamu-tamu terhormat, pejabat protokoler, birokrat (semua serba fashion-trendy) siap di tempat sesuai yang dilatihkan. Ditunggu satu jam Yesus tidak datang. Aparat sigap menyelidik.
Tak perlu cemas, tak ada aksi teroris di sini. Ternyata Yesus sedang asyik bernyanyi dengan anak-anak jalanan penghuni perempatan jalan. Nampaknya nikmat betul, penuh penghayatan suasananya. 
Yesus ditanya aparat (juga pejabat): "Yang Mulia, kami sudah menanti Engkau di gereja super-agung. mengapa Engkau tak datang sesuai rencana?" 
Yesus: "Oh, sorry, sorry, (sambil senyum-senyum), bukannya tak menghargai atau lupa, tapi anak-anak ini tampaknya lebih butuh Saya. Bukankah kalian sudah tertib di gereja? Tak perlu dipaksa-paksa? Bahkan bisa secara mandiri mengutip kata-kata Saya?" 
Aparat (juga pejabat): "Jadi gimana nih?" 
Yesus: "Yah,.. Anak-anak ini mengundang Saya ke keluarganya di gubuk di bawah jembatan layang megah itu. Habis ke situ ya." 
Aparat (juga pejabat) bergumam dalam hati: "Wah, musti ubah SOP-Protap nih"....
-----------------------------------------------------------------------------
Selamat Paskah! 
(maap tafsirnya kelewat liberal)

Selasa, 19 April 2011

Krisis Penyanderaan & Rezim Model Sekarang

Dulu, 1981, Indonesia dengan apik 
menuntaskan krisis penyanderaan pesawat.
Operasi Woyla tuntas tidak lebih dari tiga hari.
Unit Komando Indonesia naik reputasi.
Pemerintah kita surplus puja puji.

Itu dulu.
Kini ada krisis penyanderaan lagi.
Kali ini kapal plus muatannya yang disandera.
Ditambat jauh di negeri gagal, Somalia.

Dulu dengan serba terbatas tapi modal nekat 
kita boleh bergerak cepat.
Tapi sekarang tak boleh begitu.
Beda zamannya.

Sekarang era serba canggih-teknologi presisi
tak boleh sembrono-sembrono gaya koboi.
Semua langkah harus saintifik-ilmiah-sistematis.
Taat azaz prosedur terpadu-buku manual penyanderaan.
Jadi harus sabar, tenang, kepala dingin.


Pelan tapi pasti 
pemerintah kita akan bikin kejutan
sehebat Israel dalam Operasi Entebbe.
Atau sekonyol Amerika Serikat 
dalam krisis Iran 1979-1981.

Yang penting musti sabar. 
Musti sabar.