Senin, 21 November 2011

Buah Lokal Gak keren, Ayo Bikin Keren!


Saya bukan maniak makan buah.
Juga bukan pemerhati buah-buahan.
Kalau beli buah pun tidak peduli asal-usulnya.
Yang penting bagus, enak dimakan, harga terjangkau.

Tapi suatu hari saya baca ulasan utama Kompas hari Minggu, 16 Oktober 2011.
Tentang buah lokal yang kalah dengan buah impor.
Rasanya miris betul baca ulasan di situ.
Lagi-lagi menambah informasi serba aneh negeri ini setelah sebelumnya soal impor garam, impor ikan, impor BBM!
(belum lagi soal impor pria-wanita bule untuk perbaiki garis keturunan)

Tapi sekali lagi, saya bukan ahli buah-buahan.
Juga bukan ahli garam-garaman, apalagi ikan-ikanan.
Makan buah pun kadang-kadang dan itu pun bukan beli di pasar rakyat tapi supermarket pakai AC.

Jadi jangan berharap tinggi-tinggi tentang saya ketika menyodorkan hal-hal beginian. Saya bukan malaikat atau aktivis nasionalis serba ketat. Jadi tenang saja. Saya cuma baru bisa bikin gambar dan cuap-cuap.

(sengaja artikel Kompas cetak digital tersebut disalin ulang disini (Buah Lokal Yang Terjungkal, Manggis Si Ratu Buah Tropisagar tidak lupa dan tidak hilang. Maklum juga bahwa Kompas cetak digital ini tidak bisa diakses sebebas (musti langganan) dan terarsip selama dulu. Cepat sekali lupanya, maksud saya hilangnya artikel tersebut)


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Sekarang kalau saya pikir,

makan buah 'made in' lokal saja tidak tidak cukup.
Kelihatannya perlu usaha-usaha ekstra terkait pertarungan buah-buahan ini.

Saya pikir-pikir dan membayangkan 

anak-anak muda kreatif yang tidak hanya makan buah saja.
Lebih jauh, mereka bisa membantu penyuluhan tentang buah yang baik.
Lebih jauh lagi, mereka bantu sistem pemasaran dan distribusi buah.
Dan lebih jauh nan asik lagi, mereka menggerakkan aksi-aksi berkebun di kota.
Tanam buah sendiri, panen sendiri, makan sendiri (rame-rame tentu boleh).
Penghijauan kena, olahraga kena, ekonomi kena, sosial kena, soal gizi pribadi pun kena.

Bayangkan, anak-anak muda kreatif ini tidak sekedar makan

tapi bisa bikin buah ini jadi keren di tiap kepala kita.
Masukkan ke film, 
masukkan ke musik, 
masukkan ke kartun, ke kaos, 
branding-branding-branding, 
kemas-kemas-kemas, 
dan lain-lain-lain keseharian khas anak muda.

Selain tentu saja pendampingan petani-tukang buah agar buah-buah itu sendiri benar-benar berkualitas. Buah lokal yang keren dan memang benar berkualitas.


Ayo Kita bikin!

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tapi sekali lagi,

jangan berharap tinggi-tinggi dari saya ketika saya menyodorkan hal-hal ini. 
Saya bukan malaikat atau aktivis nasionalis serba ketat.
Bikin-bikin beginian mungkin biar saya tak kalah keren saja dengan nasib buah-buah impor.
Maklum jarang makan buah.

(Silakan yang ingin terlibat lebih jauh menyimak ulasan di sini >> 
http://akarumput.com/en/category/urban-farming/)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar