Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945:
“Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa – namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.”
Menjelang 1 Juni 2010, Saya jadi inget unek2 semasa rezim PMP sampe rezim PPKN: Mengapa negara2 yg gak kenal Pancasila pola kehidupan negaranya lebih Pancasilais dibanding Indonesia yg berdiri di atas dasar Pancasila?? Entahlah,... Saya tak bisa jawab sendiri. Saya buat propaganda saja. Yang iseng-iseng saja (siapa tau ada yg tergelitik menjawab).
Ya,.. seandainya Indonesia bergerak sesuai dengan yg dicita-citakan para founding father (& mother), berkembang sewajar usianya (60 tahun lebih usianya, tapi kemajuannya kalah ama Singapura, Malaysia, entar lagi Vietnam, yg usia merdekanya lebih muda), menjadi negara yg seharusnya sesuai dengan fakta2 potensi yg dimiliki (negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia, negara kepulauan terbesar di dunia, kekayaan alamnya luar biasa, kekayaan budayanya menakjubkan, letaknya antara dua samudra dua benua, dll), sederhananya seandainya Indonesia bener2 merdeka (tidak ngetem di depan ‘gerbang kemerdekaan’ doank), tentu tak perlulah bikin ‘propaganda’ macam di atas (dan tak usah susah2 bikin 'proyek' rekonstruksi revitalisasi restorasi ato entah apa namanya, yg pasti biasanya berbau teknik bangunan banget).
Mungkin tak perlu juga hari khusus untuk memperingati apa yang tergambar di 'perisai' karena semuanya udah mengendap dalam tata laku bangsa sehari-hari (bukankah hari khusus diperlukan karena sulit jika dilakukan pada hari2 umum, hari rutin?). Tapi karena tidak demikian maka perlulah sebuah hari peringatan dan tampaknya perlu pula bikin ‘keisengan’ macam di atas (karena sekarang agak ribet jika bikin upacara peringatan).
Tapi omong-omong Pancasilais itu sendiri apa??
Postingan
