Selasa, 25 Oktober 2011

Gempa 6,8 SR dan Markas BDS


Gempa 6,8 SR Bali 13 Oktober 2011 bikin hati heboh.
Makin heboh lagi dengan bagaimana orang-orang Jakarta memberitakannya.
Saya sendiri tahu soal gempa heboh 6.8 SR ini dari televisi-televisi yang berpusat di Jakarta semua.
Maklum, saat itu masih di tempat tidur di kost dan masih berpikir cuma kepala sendiri yang goyang-goyang pasca heboh deadline pagi dinihari sebelumnya.
Tapi ternyata, sebagaimana orang-orang Jakarta menceritakannya, memang baru terjadi gempa yang cukup hebat, dan heboh!
Tingkat kehebohannya bisa diukur dari berapa lama 'breaking news' mengudara dan berapa banyak materi berita diulang-ulang (ini tentu untuk menguatkan betapa patut hebohnya suasana saat itu).
Bisa pula diukur dari seberapa banyak deringan panggilan menghampiri perangkat-perangkat canggih yang senantiasa mendampingi masing-masing manusia.
Kalau gempa beginian terjadi di rimba raya Papua mungkin lain cerita dari si Jakarta.


Tapi bayangan saya adalah bagaimana teman-teman di Markas BDS Bali.
Mereka prajurit-prajurit yang sudah terlatih dengan segala heboh-heboh beginian.
Gonjang-ganjing 6,8 SR mungkin tidak ada apa-apanya dibanding gonjang-ganjing revisi-revisi tugas yang tak pernah bisa diprediksi sebagaimana gempa yang tak bisa diramal, secanggih apapun perangkat teknologi inovasi Steve Job.
Saya yakin saat gempa semua kegiatan garis depan tetap berjalan.
Tak ada deadline ditunda. 
Tak ada lama-lama penyelamatan diri.
Bahkan makin banyak inspirasi-inspirasi baru.
Makin banyak revisi-revisi baru (pula).


(karena tak hadir saat gempa 6,8 SR dan tak ada jejak dokumentasi maka mungkin kira-kira situasi markas saat peristiwa seperti gambar berikut ini)




Mungkin perlu kita menyimak kata-kata bijak berikut (entah nyambung atau tidak, tapi kata-kata ini memang bijak!):


"Seorang arsitek yang baik tidak boleh ribut dan kacau dalam jiwanya. Ia harus mau meditasi, menghening agar refleksi ilham yang benar dapat tercermin hening."

- YB Mangunwijaya -


Meditasi, menghening, bahkan dalam kehebohan gempa.
........................................................





Dan berikut mungkin sebagai gambaran yang lebih benar yang kebetulan bisa terekam dari gempa susulannya (5,1 SR) di sore hari itu, 13 Oktober 2011.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar