Sabtu, 09 Oktober 2010

OPERASI SUMURBOTO


Operasi Sumurboto adalah proyek mengembangkan rumah dan kos milik keluarga penulis di daerah Sumurboto, Semarang, yang dimulai sekitar tahun 2007. Proses desain dilakukan sendiri sesuai kemampuan yang amat mengandalkan sketsa kasar dan maket dengan ditunjang CAD yang serba terbatas dan olah CorelDraw ala kadarnya. Awalnya Operasi Sumurboto diperkirakan akan selesai sebelum penulis lulus kuliah dan akan menjadi portofolio karya jadi selagi masa mahasiswa (sekaligus ajang uji coba metode rancang dan penyajian gambar untuk menghadapi Tugas Akhir).

Namun ternyata hingga saat ini (berarti sudah 3 tahun) operasi ini belum selesai dengan beberapa porsi rencana masih berupa sketsa kasar dan bahkan beberapa lainnya masih berputar-putar di kepala. Hampir semua detail belum dibuat karena rencana awal mengandalkan ‘strategi’ pendampingan lapangan dan detail-detail berupa sketsa langsung di lapangan. Sialnya lagi segala konsep rancangan yang sudah dipikir cukup lama (yang belum tentu cukup dalam) di dunia ‘maya’ ternyata banyak yang meleset saat diwujudkan di dunia nyata.

Banyak faktor kendala. Tentu saja faktor utamanya kurangnya pengetahuan teknik dan praktek lapangan penulis sendiri. Akibatnya, harus diakui, banyak sinyal-sinyal ide tidak sampai ke ranah kenyataan yang berkontribusi cukup besar terhadap kekacauan akan beberapa hal (termasuk persoalan bahasa gambar-bahasa tukang). Penulis sendiri kurang optimal (utamanya segi waktu) untuk mendampingi di lapangan sehingga banyak ’intervensi gelap’ pelaksanaan desain di lapangan yang semakin mengacaukan visi awal bangunan (dinding yang harusnya cukup ekspos bata ternyata malah diaci hingga dicat seperti di sinetron sehingga jadi lebih mahal dan tidak cukup untuk menutupi biaya ’eksperimen’ yang lainnya).

Kini penulis berada di Bali (dalam upaya ’meningkatkan’ pengetahuan teknik dan praktek lapangan) sementara status Operasi Sumurboto terus berlangsung meskipun tersendat-sendat. Maka sekarang penulis perlu mengganti strategi awal yang berupa pendampngan langsung menjadi strategi ‘Komando Jarak Jauh’ dengan mempertimbangkan faktor kendala di atas. Tentu saja Penulis butuh tim yang bisa membantu dalam mengawasi, mendampingi, & mengabari, termasuk yang bisa menerjemahkan gambar-gambar di lapangan (atau membantu melengkapi detail) agar apa yg dilaksanakan sesuai dengan konsep desain.

Awalnya ingin menggunakan jasa tim, kenalan penulis, yang sudah ‘berpengalaman’. Tapi ada pertimbangan lain: Bagaimana jika misi ini melibatkan teman-teman yang masih mahasiswa, yang masih belajar, yang kebetulan tergabung dalam komunitas yang kemarin-kemarin sudah dibentuk sehingga kegiatan pembelajaran arsitektur dalam komunitas pun berjalan? Teman-teman mahasiswa bisa belajar langsung di lapangan, mengeksplorasi, bermain-main detail, sekaligus menuliskan dan mendokumentasikan proses yang terjadi sebagai bahan belajar bersama yang juga berfungsi sebagai informasi perkembangan proyek bagi penulis dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. Operasi ini menjadi wahana latihan menulis, mengarsip, dan mempublikasi bagi teman-teman mahasiswa (bukankah ini kelemahan kita selama ini?) serta modal kerjasama untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya yang tidak harus terkait dengan operasi semacam ini.

Ada banyak bagian dari Operasi Sumurboto (Operasi Sumurboto merupakan kumpulan dari berbagai operasi-operasi kecil lainnya yang terdiri dari berbagai misi detail ‘kecil-kecil’) yang diperkirakan masih akan berlangsung, kira-kira skenario terburuknya, dalam hitungan tahun untuk selesai seluruhnya (sesungguhnya menurut penulis sendiri tidak pernah ada kata ‘selesai’). Operasi-operasi kecil yang belum selesai tersebut bisa dilihat pada gambar di awal. Teman-teman bisa ambil bagian dalam beberapa operasi, entah satu, dua, atau seluruhnya, sesuai dengan waktu dan kemampuan yang teman-teman miliki. Jadwal operasi sendiri belum ditetapkan secara pasti (waktu adalah persoalan yang amat lentur dalam operasi ini). Namun tawaran akan diumumkan begitu ada bagian dari Operasi Sumurboto yang siap dilaksanakan.

Anggap operasi ini sebagai kuliah lapangan yang waktunya teman-teman atur sendiri, yang kuliahnya teman-teman kondisikan sendiri yang menyenangkan, yang ujiannya berupa tulisan dan dokumentasi tentang proses yang dipublikasikan melalui blog serta media internet lainnya yang dilakukan berkala minimal seminggu sekali. Ijazahnya adalah portfolio karya jadi dan kumpulan arsip tulisan serta dokumentasi yang bisa teman-teman mahasiswa masukkan ke dalam CV (curiculum vitae).

Dan tentu teman-teman akan dibayar untuk Operasi Sumurboto ini.



Salam,
Errik Irwan W
(Sanur, 09 Oktober 2010, Jelang deadline pelaksanaan ’Operasi Teras Atas Garasi’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar