Selasa, 12 Oktober 2010

Operasi Teras Atas Garasi - Laporan Pengamatan (1)


Inilah laporan pengamatan perdana tim 'pengamat lapangan' hari Senin 11 Oktober 2010 yang ditulis oleh AJMariendo (dimuat dari blog 'resmi'-nya http://ajmariendo.blogspot.com/2010/10/misi-sumur-boto-bagian-1.html#comment-form dan disesuaikan kembali oleh penulis).


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




Waktu menunjukkan tepat pukul 07.00 dan ini berarti bahwa saya harus lekas beranjak dari tempat tidur demi mengucapkan perpisahan ayah saya yang hendak dinas ke luar kota dalam waktu yang relatif lama. Setelah perpisahan tersebut, saya pun bergegas berangkat menuju lokasi kediaman Errik, lokasi dimana proyek kos-kosan sedang berlangsung. Namun, hal ini bukan satu-satunya alasan mengapa saya bangun lebih pagi daripada biasanya (setiap pagi saya biasa bangun lebih siang, pukul 08.00). Kemudian, saya pun bersua dengan Pak Imron selaku kepala pemborong sekitar lima belas menit. Saya pun tidak perlu menjelaskan gambar-gambar desain Errik secara rinci karena Pak Imron sendiri pun sudah memahami cukup banyak tentang desain yang akan dikerjakan pada hari itu. Lalu, saya pun segera bergegas mengukutinya dari belakang untuk segera menyaksikan pekerjaan perdana mereka hari itu. Selalu saja ketika saya menginjakkan kaki di lantai itu, pasti mata saya langsung tertuju pada tumpukan sampah-sampah bambu bekas pekerjaan pada masa lampau. Terus terang saja, saya beserta rekan-rekan saya yang lain pun tidak banyak menemukan ide kreatif apa yang tepat diberlakukan dalam menangani sampah-sampah tersebut. Namun, saya harus tetap fokus pada misi dan target yang telah direncanakan sebelumnya.

Sinar matahari yang sudah mulai terasa menyengat kulit, menandakan hari sudah semakin terik. Tepat pukul 09.00 salah satu rekan saya pun datang dan membantu saya untuk mengawasi pekerjaan pada hari itu. Akan tetapi, tampaknya kami lupa memberikan handout kepada Pak Imron sebagai panduan pengerjaan. Kemudian kami bedua pun segera mencetak handout tersebut. Diskusi pun kembali mengisi kekosongan pagi yang sunyi, Pak Imron hendak memastikan apakah tepi atap (maksudnya adalah bagian list plank) itu cukup kuat untuk ditopang oleh kolom yang berjarak 120 cm. Menurutnya, bentang lebih dari satu meter cukup meragukan kekuatan strukturnya karena jarak normal yang dianjurkan maksimal adalah 80 cm. Namun, setelah berusaha keras meyakinkan Pak Imron bahwa bentang 120 cm itu masih bisa diatasi, maka Pak Imron pun setuju untuk tetap mempertahankan bentang sesuai desain semula.

Sembari menikmati hidangan pagi yang telah disajikan oleh pemilik rumah, Ibunda Errik, kami pun bergegas mengamati kembali proses awal pembangunan atap. Kami merasa cukup lega karena proses pengerjaan yang dilakukan oleh Pak Imron beserta keempat tukang lainnya cukup telaten. Kami dapat melihat proses penghalusan balok-balok kayu yang dikerjakan secara rapi, pengukuran dan pemotongan yang saksama. Ya, mungkin ini akan menjadi suatu awal pengerjaan proyek yang baik selama seminggu kedepan.


 Jam menunjukkan tepat pukul 12.00, kami pun bergegas untuk masuk ke dalam rumah pemilik untuk mendiskusikan kebutuhan-kebutuhan yang bisa dianggap sepele (walaupun justru hal-hal kecil ini lah yang tidak boleh diabaikan pula) seperti mengatur anggaran harian serta diskusi desain proyek pada hari berikutnya. Setelah menghabiskan waktu lebih dari satu jam, kami pun bergegas untuk mencari makan (bagian yang tidak perlu dibahas terlalu spesifik-red). Setelah mengisi 'bahan bakar', kami pun bergegas memantau lokasi pengerjaan untuk yang terakhir pada hari itu. Semua tukang bekerja dengan semangat yang cerah, secerah cuaca pada kala itu. Pada akhir perjumpaan pun kami segera pamit dan kembali kerumah kami melanjutkan aktivitas masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar